PakarNewsRiau.Com,
PEKANBARU- Setelah melaporkan ke Presiden RI, Komnasham, Kompolnas, DPR RI dan Komisi 3 DPR RI, Kapolri, Irwasum polri, Kadiv Propam Polri, Biro Wassidik Polri, Jaksa Agung dan Jamwas Jaksa Agung. Jetro Sibarani, SH MH CHt, Ketua Law Firm Jetro Sibarani SH MH dan Partner sebagai Kuasa Hukum Venantius Mangiring M Gultom mendesak Polda Riau dan Polsek Pinggir menghentikan dan menerbitkan SP3 atas kasus pencurian dalam keluarga yang menjerat kliennya.
Hal tersebut disampaikan Jetro Sibarani didampingi kliennya, Riharda Gultom dan Venantius Mangiring Gultom
kepada puluhan awak media dalam konfrensi Persnya yang berlangsung di D'Raja coffee, Jumat (5/5/2023).
Dikatakan, Jetro Sibarani SH MH CHt, dalam kasus pencurian dalam keluarga dengan rangkaian peristiwa dimana kliennya merupakan adik beradik ada sebanyak tujuh orang dan memiliki warisan dari orangtua mereka berupa Kebun Sawit di Lima tempat yang berbeda serta harta warisan lainnya.
Lalu pada Februari 2021, kliennya, Riharda Gultom dan Venantius Mangiring Gultom selaku ahli waris keenam dan ketujuh, memanen Kebun Sawit peninggalan orang tuannya di lahan reformasi Desa Buluh Apao seluas 52 ha dan ahli waris yang lain juga memanen kebun ditempat yang lain milik orang tua tersangka.
"Saya selaku kuasa hukum datang mendampingin dan menerangkan ke Kanit Polsek Pinggir dengan menjelaskan, belum pernah ada warisan dibagi secara musyawarah dan belum pernah juga ada gugat menggugat. Karena belum ada pembagian secara otomatis semua ahli waris berhak memanen dan surat dipanggil secara patut pun belum pernah diberikan, kok penangkapannya seperti penjahat kelas kakap," ungkapnya
Berangkat dari situ, Kami, Kuasa Hukum mengajukan upaya hukum ke Polda Riau untuk permohonan gelar perkara pada 11 Maret 2023 dan 16 Maret 2023 yang berlangsung di Polda Riau, dengan peserta Wassidik Polda Riau, Propam, Irwasda, Polsek Pinggir diwakili Kanit dan penyidik pembantunya, termasuk dirinya selaku Kuasa Hukum.
"Alhasil kami dapat kabar bahwa hasilnya gelar perkara disuruh dihentikan perkara tersebut dengan beberapa alasan," terang Jetro Sibarani.
"Seharusnya, hasil gelar perkara menjadi salah satu petunjuk bagi penyidik Polsek Pinggir dalam menjalankan tugas penyidikannya, dalam menangani perkara. Sebab masih berada dalam satu wadah internal kepolisian yang berjenjang," ucapnya.
"Namun hasil gelar perkata tersebut tidak mampu menghentikan jalannya proses hukum oleh Penyidik Polsek Pinggir dan tidak merespon hasil gelar perkara tersebut. Karena tetap menahan kliennya ahli waris ke 7 (Venantius Mangiring Gultom)," urainya.
"Maka demi keadilan dan penegakan hukum, DPP SPKN yang diberi kuasa oleh klien kami akan menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Riau dan Polsek Pinggir meminta agar kasus sengketa keluarga ini di hentikan dan menerbitkan SP3," tandasnya.
Di tempat terpisah, Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo Anggoro SIK SIM melalui Kapolsek Pinggir Kompol Ade Zaldi SIK menjawab Wartawan terkait hal tersebut
"Penyidikan dapat kami lanjutkan karena Penyidik sudah mengantongi minimal 2 alat bukti," tuturnya.
Masih Kompol Ade menyampaikan, terkait gelar perkara yang dilaksanakan pada 16 Maret adalah gelar perkara khusus atas permintaan terlapor, bukan gelar perkara untuk henti lidik maupun sidik.
"Tidak ada rekomendasi gelar perkara yang kami terima menyatakan dengan jelas untuk penghentian penyidikan," tegasnya.
"Kami juga tidak atau belum menerima informasi kalau perkara ini ada gugatan perdatanya di Pengadilan terkait sengketa waris," terangnya lagi
"Untuk penghentian penyidikan ada syarat-syarat yang harus kita penuhi," pungkasnya mengakhiri
Redaksi